Analisis Prinsip Seni dalam Visualisasi Animasi 2 Dimensi Cerita Rakyat “Genuk Kemiri Pati” Karya Siswa SMK Tunas Harapan Pati


Kategori:
Sely Indraswari
Sabtu, 10 Juni 2023

ANALISIS PRINSIP SENI DALAM VISUALISASI ANIMASI 2 DIMENSI CERITA RAKYAT “GENUK KEMIRI PATI” KARYA SISWA SMK TUNAS HARAPAN PATI

ANALISYS OF ART PRINCIPLES IN 2 DIMENSIONAL ANIMATION VISUALIZATION OF THE FOLKLORE “GENUK KEMIRI PATI” BY STUDENTS OF TUNAS HARAPAN PATI VOCATIONAL SCHOOL

Dhila Bayu Pratama[1]

Desain Komunikasi Visual, Bidang Keahlian Seni dan Industri Kreatif, SMK Tunas Harapan Pati1

dhilabayupratama@gmail.com1

ABSTRACT

Folklore in general is a legend that is conveyed from the community in the past to the next generation. Genuk Kemiri is one of the folklore originating from Pati, Central Java. Aside from being a folk tale, Genuk Kemiri has exemplary values, norms and morals for everyone who learns the story. In today's development of digital technology, folklore is not only made up of books and articles, but also visual works in the form of 2-dimensional animation. In the study of this work, more emphasis is placed on the analysis of all visuals in the 2-dimensional animation of the folklore "Genuk Kemiri" in the form of character design displays and backgrounds containing the principles of art. The purpose of analyzing the 2-dimensional animation work "Genuk Kemiri" is to examine the visual elements and the principles in it. The analysis of the visualization of the 2-dimensional animation “Genuk Kemiri” is expected to help children to make it easier to understand folklore from a visual perspective.Keyword: Principles of Fine Arts, Animation Visualization, Folklore, Genuk Kemiri

ABSTRAK

Cerita rakyat pada umumnya adalah cerita legenda yang disampaikan dari masyarakat pada masa lampau kepada generasi penerusnya. Genuk Kemiri adalah salah satu cerita rakyat yang berasal dari Pati Jawa Tengah. Di samping sebagai cerita rakyat, Genuk Kemiri mempunyai nilai-nilai teladan norma dan moral kepada setiap orang yang mempelajari cerita tersebut. Pada perkembangan teknologi digital sekarang ini, cerita rakyat tidak hanya dibuat hanya sekedar buku dan artikel, namun juga bisa dibuat karya visual dalam bentuk animasi 2 dimensi. Dalam pengkajian karya ini, lebih ditekankan pada analisis semua hal visual pada animasi 2 dimensi cerita rakyat “Genuk Kemiri” berupa tampilan desain karakter dan background yang mengandung prinsip-prinsip seni rupa. Tujuan dari menganalisis karya animasi 2 dimensi “Genuk Kemiri” ini adalah untuk mengkaji elemen-elemen visual serta prinsip-prinsip di dalamnya. Analisis visualisasi animasi 2 dimensi “Genuk Kemiri” diharapkan dapat membantu anak-anak untuk mempermudah memahami cerita rakyat dari segi visualnya. 

Kata kunciPrinsip Seni Rupa, Visualisasi Animasi, Cerita Rakyat, Genuk Kemiri.

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan sebuah negara yang kaya akan cerita rakyat. Makna cerita rakyat adalah salah satu kebudayaan yang dapat memberikan contoh teladan yaitu norma dan moral kepada setiap orang yang menyimak, membaca, dan mempelajari cerita rakyat tersebut (M. Zamrullah, dkk 2021). Berbagai macam cerita rakyat yang terkenal di Indonesia antara lain Jaka Tarub (Jawa Tengah), Sangkuriang (Jawa Barat), Kebo Iwa (Bali), Malin Kundang (Sumatera Barat) dan lain-lain. 

Jawa Tengah sebagai salah satu provinsi di Indonesia juga mempunyai banyak sekali cerita rakyat sesuai dengan daerah masing-masing. Kota Pati sendiri mempunyai salah satu carita rakyat yang cukup terkenal salah satunya adalah Genuk Kemiri. Genuk Kemiri merupakan sebuah genuk atau gentong yang merupakan genuk besar yang dulunya tempat dawet milik Mbah Sagolo. Cerita rakyat ini dikenal banyak orang dari cerita mulut ke mulut/ lisan dan masih sedikit sekali ilustrasi tentang cerita rakyat “Genuk Kemiri” tersebut. Dari alasan itu, beberapa siswa SMK Tunas Harapan Pati membuat karya cerita rakyat “Genuk Kemiri” ke dalam bentuk animasi 2 dimensi.

Gentong Genuk Kemiri

https://tic.patikab.go.id/halaman/detail/genuk-kemiri

Pada dasarnya pengetahuan siswa SMK tentang Seni Rupa masih dapat dikatakan umum. Siswa SMK cenderung berfokus pada praktik/ teknis pembuatan karya animasi. Selain itu, kurangnya pengetahuan dan wawasan siswa tentang prinsip-prinsip seni menjadikan karya siswa tersebut tidak berkembang menjadi lebih baik. Karena pengetahuan prinsip-prinsip seni terutama dalam proses menggambar animasi 2 dimensi sangatlah penting diketahui dan akan mempengaruhi karya gambar animasi siswa. 

Hal terpenting lainnya selain keaktifan siswa dalam mencari sumber materi ialah peran guru dalam membimbing dan memberikan informasi sebaik-baiknya dalam mengajar animasi 2 dimensi. Dari segi teori guru sebaiknya tidak hanya mengajarkan teori berupa materi teknis pembuatan tetapi harus mencari bahan ajar yang lebih mendetail pada pelajaran yang diajarkan khususnya pada hal prinsip-prinsip seni rupa. Pada pembelajaran praktikum, guru harus membimbing siswa dari awal hingga mengerti ilmu prinsip-prinsip seni dalam menggambar animasi 2 dimensi.

Dalam analisis karya animasi 2 dimensi ini, penulis akan menguraikan semua tampilan setiap scene animasi berdasarkan kaidah-kaidah prinsip-prinsip seni rupa.

Gambar.1

Animasi 2 dimensi Cerita Rakyat “Genuk Kemiri”

(https://www.youtube.com/watch?v=6OnrkvdVgoY&t=287s)

Animasi berasal dari bahasa latin yaitu anima yang berarti jiwa, hidup, nyawa, semangat. Sedangkan animasi adalah serangkaian gambar diam yang dijalankan atau digerakan oleh proses manipulasi visual, sehingga seakan-akan gambar diam tersebut bergerak (Sugihartono dkk, 2010). Animasi yang akan dianalisis ini termasuk animasi 2 dimensi. 

Perkembangan teknologi digital sekarang ini sangat berpengaruh pada pembuatan animasi 2 dimensi. Animasi dapat dibuat menggunakan media HP atau komputer. Untuk hasil akhir, video animasi 2 dimensi tersebut bisa dinikmati dengan menonton dari platform YouTube yang bisa diakses di mana pun menggunakan handphone.

Dalam merancang gambar untuk animasi 2 dimensi ini diperlukan studi tentang prinsip-prinsip seni rupa. Prinsip-prinsip seni rupa yang digunakan meliputi kesatuan, keseimbangan, irama, penekanan, proporsi dan keselarasan. Prinsip-prinsip seni rupa ini diperlukan agar saat karya seni itu dibuat, hasil karya akan tampak indah/ estetis untuk dilihat dan tidak menimbulkan tafsiran ganda/ ambigu. 

Prinsip kesatuan adalah Menurut I Made Suparta dalam Prinsip Seni Rupa (2010), agar membentuk kesatuan dalam karya seni rupa, antarunsur harus membentuk kesatuan yang utuh, dan saling mendukung untuk membentuk karya seni. Kesatuan atau unity dalam prinsip seni rupa akan menciptakan komposisi seni yang indah, menarik, dan bersifat estetis. Prinsip keseimbangan adalah elemen-elemen seni rupa yang disusun sesuai dengan tujuan, kegunaan dan fungsinya untuk menunjang tema yang ingin ditampilkan sehingga semuanya saling bersinergi, saling isi mengisi untuk mencapai tujuan (I Gusti Ngurah Agung Jaya CK, 2017). Irama dalam karya seni berarti ada pengulangan secara teratur pada unsur seni yang digunakan. Penekanan adalah memberikan kesan penonjolan dari bentuk yang diinginkan, selain itu penekanan bertujuan untuk memberikat greget dari bentuk yang ditampilkan, sehingga terjadi interaksi antara karya seni dengan penikmat seni. Titik fokus bisa saja berupa mimik muka, gaya, warna dan lain sebagainya sesuai dengan tujuan yang ingin ditampilkan (I Gusti Ngurah Agung Jaya CK, 2017).

 

ANALISIS KARYA ANIMASI 2 DIMENSI

Gambar.2 Animasi Genuk Kemiri Pati

(https://www.youtube.com/watch?v=6OnrkvdVgoY&t=287s)

Bagian ini adalah opening dari Animasi 2 dimensi “Genuk Kemiri”. Di sana ada tampilan langit biru yang dipadukan 3 awan yang berjalan melambat. Ada dua kelombok burung-burung terbang melintas. Di bagian tengah muncul judul tulisan ANIMASI CERITA RAKYAT kecil berwarna putih dan GENUK KEMIRI besar berwarna kuning di bidang background berwarna coklat. Objek utama di opening tersebut dimunculkan dengan memainkan warna yang kontras sehingga fokus penonton akan tertuju pada judul cerita animasi tersebut. Penataan objek judul ini menggunakan prinsip keseimbangan simetris, yaitu tepat di tengah bidang gambar.

Gambar. 3 Animasi Genuk Kemiri Pati

(https://www.youtube.com/watch?v=6OnrkvdVgoY&t=287s)

Bagian ini adalah tampilan awal dari Animasi 2 dimensi “Genuk Kemiri”. Di sana diceritakan bahwa ada seorang kakek berjalan bergandengan dengan cucu perempuannya menuju ke arah pendopo yang dikelilingi oleh pepohonan dan semak-semak. Prinsip-prinsip seni rupa yang digunakan antara lain adalah proporsi yang disajikan pada pergerakan figur seorang kakek dan cucu perempuannya sedang berjalan ke arah pendopo yang dibuat mengecil, hal ini memberi kesan menjauh dari bidang dan ada permainan perspektif di bagian animasi tersebut. Selain itu perspektif juga diterapkan pada pepohonan di sana. Kemudian ada prinsip kesatuan, terlihat dari penempatan objek figur tokoh, pendopo dan pepohonan yang ditata tidak berdiri sendiri-sendiri. Berikutnya adalah prinsip keseimbangan, pada tampilan animasi tersebut menggunakan keseimbangan simetris, yaitu penempatan fokus objek gambarnya diletakkan di tengah bidang gambar agar tidak terkesan berat sebelah.

Gambar.4 Animasi Genuk Kemiri Pati

(https://www.youtube.com/watch?v=6OnrkvdVgoY&t=287s)

Pada bagian ini menampilkan cucu perempuan sedang bertanya kepada kakeknya tentang asal-usul dari Genuk Kemiri Pati di depan Pendopo. Kakek dan cucu perempuannya diletakkan di sebelah kiri bidang gambar. Di sebelah kanan terdapat Sebagian dari Pendopo Genuk Kemiri yang tampak dari samping. Dalam karya ini, prinsip keseimbangan dibuat asimetris, kemudian ada proporsi dari sebuah bangunan pendopo yang dibuat dengan perspektif. Prinsip penekanan difokuskan pada percakapan oleh cucu perempuan kepada kakeknya tentang pertanyaan seputar asal-usul Genuk Kemiri tersebut.

Gambar.5 Animasi Genuk Kemiri Pati

(https://www.youtube.com/watch?v=6OnrkvdVgoY&t=287s)

Pada tampilan ini tampak pintu gerbang kerajaan kuno dari Raden Kembang Joyo yang dijaga oleh dua orang prajurit. Dari kejauhan terdapat bangunan Pendopo. Di sekelilingnya banyak terdapat pepohonan. Prinsip keseimbangan yang dipakai di gambar ini adalah prinsip keseimbangan simetris dengan penempatan objek di kanan dan kiri sama, dengan objek Pendopo sebagai pusatnya. Prinsip Penekanan lebih kearah bangunan Pendopo yang ada di tengah bidang gambar. Adanya perspektif satu titik lenyap pada gambar ini menunjukkan bahwa ada kesan kedalaman, hal ini juga diperkuat dengan penggunaan warna yang pudar untuk objek yang jauh.

Gambar.6 Animasi Genuk Kemiri Pati

(https://www.youtube.com/watch?v=6OnrkvdVgoY&t=287s)

Dari tampilan animasi Genuk Kemiri di atas tampak Raden Kembang Joyo sedang memerintahkan prajurit untuk menyiapkan buruh-buruh untuk membabat hutan Desa Kemiri Pati. Prinsip Proporsi disini digunakan, terlihat dari perspektif pada cuplikan animasi tersebut, terlihat dari ruangan Raden kembang Joyo, tampak singgasana yang terlihat lebih kecil dari pilar, hal ini menimbulkan kesan kedalaman, selain itu proporsi Raden Kembang Joyo dan Prajurit juga dibedakan karena pengaruh jarak pada cuplikan animasi tersebut. Prinsip keseimbangan asimetris digunakan pada cuplikan animasi Genuk Kemiri berikut, terlihat dari penempatan prajurit dan Raden kembang Joyo yang tidak simetris, namun tetap terasa seimbang. Selain itu prinsip penekanan juga digunakan pada cuplikan dialog Raden Kembang joyo saat memberikan perintah atau tugas pada prajurit utusannya.

Gambar.7 Animasi Genuk Kemiri Pati

(https://www.youtube.com/watch?v=6OnrkvdVgoY&t=287s)

Dari tampilan animasi Genuk Kemiri di atas tampak prajurit Raden Kembang Joyo sedang menerima perintah dari Raden kembang Joyo untuk menyiapkan dan mencari buruh-buruh untuk membabat hutan Desa Kemiri Pati. Terdapat Prinsip Proporsi yang digambarkan dengan perspektif yang terlihat dari lantai ruangan Raden Kembang Joyo, hal ini juga menimbulkan kesan kedalaman pada cuplikan animasi tersebut, selain itu proporsi prajurit dan Raden Kembang Joyo yang berbeda karena pengaruh jarak pada cuplikan animasi tersebut. Prinsip keseimbangan pada cuplikan ini menggunakan prinsip keseimbangan asimetris, terlihat dari penempatan figur prajurit dan Rade Kembang Joyo yang berbeda, namun tetap terasa seimbang. Selanjutnya prinsip penekanan juga digunakan pada cuplikan dialog prajurit saat menerima perintah dari Raden Kembang Joyo.

Gambar.8 Animasi Genuk Kemiri Pati

(https://www.youtube.com/watch?v=6OnrkvdVgoY&t=287s)

Pada tampilan animasi Genuk Kemiri di atas diperlihatkan prajurit Raden Kembang Joyo sudah mendapatkan buruh-buruh dan sedang dan memberi perintah pada buruh-buruh untuk membabat hutan Desa Kemiri Pati. Pada bagian background terdapat rumah-rumah penduduk, serta pepohonan dan gunung yang tampak dari kejauhan, yang menimbulkan adanya ilusi kedalaman pada tampilan animasi tersebut, hal ini menggambarkan prinsip proporsi pada cuplikan animasi tersebut. Pada tampilan ini juga digambarkan menggunakan perspektif, terlihat dari rumah-rumah penduduk yang terlihat lebih kecil, dan gunung yang terlihat dari kejauhan. Berikutnya ada prinsip kesatuan, terlihat dari tokoh prajurit Kembang Joyo, penduduk dan rumah penduduk yang ditata tidak berdiri sendiri-sendiri, namun tetap terlihat menyatu. Untuk prinsip keseimbangan yang digunakan dalam tampilan animasi tersebut adalah prinsip keseimbangan asimetris, terlihat dari penempatan figure prajurit dan buruh-buruh yang tidak ditata secara sama.

Gambar.9 Animasi Genuk Kemiri Pati

(https://www.youtube.com/watch?v=6OnrkvdVgoY&t=287s)

Bagian ini meceritakan petani yang bernama Gayatri sedang menyapa Raden Kembang Joyo beserta prajuritnya yang sedang dalam perjalanan ke desa untuk menemui buruh-buruh untuk diberikan perintah langsung dari Raden Kembang joyo. Prinsip keseimbangan yang dipakai pada cuplikan animasi ini adalah keseimbangan asimetris, terlihat dari penempatan figure Gayatri dan Raden Kembang Joyo beserta rombongan prajuritnya yang berbeda, namun tetap terlihat seimbang. Penempatan figure ini juga melibatkan prinsip proporsi, seperti ukuran figure Raden Kembang Joyo beserta rombongan prajuritnya yang terlihat lebih besar daripada Gayatri, serta ukuran pepohonan yang ditempatkan pada background cuplikan animasi tersebut, melibatkan permainan perspektif juga. Prinsip penekanan juga digunakan pada saat Raden Kembang Joyo dan Gayatri saling menyapa, background juga dibuat simple dan warna yang monokrom, sehingga figure pada cuplikan tersebut lebih menonjol dan fokus.

Gambar.10 Animasi Genuk Kemiri Pati

(https://www.youtube.com/watch?v=6OnrkvdVgoY&t=287s)

Di bagian ini menceritakan tentang percakapan prajurit yang membicarakan tentang keris Rambut Pinutung yang dimiliki oleh Raden Kembang Joyo, konon yang memiliki keris tersebut akan memiliki kekuatan ghoib, selain itu juga banyak masyarakat yang mengincar keris tersebut, pada saat itu kebetulan Gayatri lewat dan secara tidak sengaja menguping percakapan tersebut. Pada cuplikan ini terasa permainan persepektif, terlihat dari penggambaran jalanan desa, serta rumah-rumah warga yang digambar menggunakan perspektif, sehingga prinsip proporsi juga digunakan dalam penggambaran obyek dan figure pada cuplikan tersebut. Prinsip keseimbangan yang digunakan pada cuplikan animasi tersebut adalah keseimbangan asimetris, terlihat dari penempatan rumah penduduk dan penempatan figure yang berbeda. Prinsip penekanan juga terlihat pada dialog prajurit yang sedang membicarakan keris Rambut Pinutung.

Gambar.11 Animasi Genuk Kemiri Pati

(https://www.youtube.com/watch?v=6OnrkvdVgoY&t=287s)

Dari cuplikan animasi ini, menceritakan gayatri yang sedang bergumam sendiri dan membicarakan tentang betapa beruntungnya Raden kembang Joyo yang memiliki Keris Rambut Pinutung sehingga memiliki kekuatan ghoib yang sangat kuat, terlihat Gayatri seolah menginginkan Keris tersebut. Permainan perspektif satu titik hilang terlihat pada bagian background cuplikan animasi ini, digambarkan pada rumah penduduk dan jalanan pedesaan, ini membuat prinsip proporsi digunakan pada cuplikan tersebut. Prinsip keseimbangan yang digunakan pada cuplikan animasi ini adalah keseimbangan simetris, yang menempatkan figure Gayatri ditengah, membuat Gayatri ini seolah pusat cuplikan animasi ini. Prinsip penekanan juga terasa pada dialog Gayatri saat bergumam tentang keris Rambut Pinutung.

Gambar.12 Animasi Genuk Kemiri Pati

(https://www.youtube.com/watch?v=6OnrkvdVgoY&t=287s)

Di bagian ini menceritakan Gayatri yang telah sampai di rumah sedang memanggil bapaknya. Prinsip penekanan disini digambarkan pada saat dialog Gayatri yang sedang memanggil bapaknya. Prinsip proporsi juga digambarkan dengan sudut pandang Gayatri yang sedang menatap bapaknya sambil berteriak, terlihat proporsi yang berbeda karena dipengaruhi perspektif. 

Gambar.13 Animasi Genuk Kemiri Pati

(https://www.youtube.com/watch?v=6OnrkvdVgoY&t=287s)

Pada cuplikan ini menceritakan Gayatri sedang bercerita tentang pengalaman yang dialaminya hari ini, yaitu kejadian perihal Gayatri yang bertemu rombongan Raden Kembang Joyo yang gagah perkasa, hal ini membuat bapak Gayatri terkesima dan ingin bertemu juga dengan Raden Kembang Joyo untuk menyaksikan sendiri kegagahan Raden Kembang Joyo, Bapak Gayatri pun pergi menuju Alas Kemiri. Prinsip Keseimbangan yang digunakan pada cuplikan animasi tersebut adalah keseimbangan simetris, terlihat dari penempatan figure yang berada di kanan dan kiri antara bapak dan Gayatri, menggambarkakeseimbangan pada cuplikan animasi tersebut. Prinsip penekanan digambarkan saat dialog bersahutan antara bapak dan Gayatri. Prinsip proporsi terlihat dari proporsi antara Gayatri dan Bapak yang terlihat berbeda karena dipengaruhi oleh jarak dan perspektif yang berbeda. Prinsip kesatuan digambarkan pada background pepohonan yang digambar tidak berdiri sendiri-sendiri, sehingga menimbulkan rasa kesatuan pada cuplikan animasi tersebut.

Gambar.14 Animasi Genuk Kemiri Pati

(https://www.youtube.com/watch?v=6OnrkvdVgoY&t=287s)  

Pada cuplikan animasi tersebut, Bapak Gayatri telah tiba di Alas Kemiri untuk menyaksikan sendiri kegagahan Raden Kembang Joyo beserta rombongan prajuritnya. Prinsip kesatuan pada cuplikan animasi tersebut digambarkan dengan Raden Kembang Joyo dan para prajuritnya yang bergerombol pada satu sisi, dan tidak berdiri sendiri sendiri. Prinsip proporsi juga terasa pada ukuran Bapak Gayatri dan Raden Kembang Joyo beserta prajuritnya yang berbeda karena pengaruh jarak dan perspektif yang diciptakan pada cuplikan ini. Prinsip keseimbangan yang digunakan merupakan keseimbangan asimetris, terlihat pada gerombolan Raden Kembang Joyo besertaa para prajuritnya ditempatkan pada sisi sebelah kanan, sedang Bapak Gayatri pada sisi sebelah kiri dengan ukuran yang berbeda, namun karena pengaruh perspektif pada cuplikan ini masih tetap terasa seimbang. 

Gambar.15 Animasi Genuk Kemiri Pati

(https://www.youtube.com/watch?v=6OnrkvdVgoY&t=287s)

            Pada bagian ini menceritakan tentang Bapak Gayatri yang bergumam sendiri sambil terkesima melihat buruh dan prajurit yang begitu banyak. Prinsip keseimbangan yang digunakan pada cuplikan animasi tersebut adalah keseimbangan simetris, terlihat disini Bapak Gayatri terdapat di tengah-tengah scene, sehingga seolah Bapak Gayatri merupakan pusat pada cuplikan animasi tersebut. Prinsip proporsi juga digambarkan pada postur Bapak Gayatri dan Dawet yang ia pikul dengan menggunakan perspektif. Prinsip penekanan disini terlihat pada saat dialog Bapak Gayatri yang bergunam sendiri.

Gambar.16 Animasi Genuk Kemiri Pati

(https://www.youtube.com/watch?v=6OnrkvdVgoY&t=287s)

            Bagian ini menceritakan saat Raden Kembang Joyo mendekati Bapak Gayatri karena penasaran dagangannya, namun Bapak Gayatri malah salah paham, ia mengira Raden Kembang Joyo akan mencelakai dan membunuhnya. Prinsip proporsi disini digambarkan melalui perpektif Bapak Gayatri dan Raden Kembang Joyo yang terlihat perbedaan jarak antara keduanya. Prinsip keseimbangan yang digunakan merupakan keseimbangan asimetris, terlihat dari penggambaran dan penempatan figur antara Bapak Gayatri dan Raden Kembang Joyo yang berbeda dan tidak sama. Prinsip penekanan di sini terlihat melalui dialog antara Bapak Gayatri dan Raden Kembang Joyo, selain itu gestur dari Bapak Gayatri juga terasa memiliki penekanan pada cuplikan animasi ini.

Gambar.17 Animasi Genuk Kemiri Pati

(https://www.youtube.com/watch?v=6OnrkvdVgoY&t=287s)

       Di bagian ini Raden Kembang Joyo menghampiri Bapak Gayatri dan menanyakan tentang dagangan Bapak Gayatri, lalu Bapak Gayatri pun menjelaskan jika dagangannyga itu merupakan minuman yang bernama Dawet. Prinsip keseimbangan yang digunakan pada cuplikan animasi di atas merupakan keseimbangan simetris, terlihat pada penempatan figur antara Bapak Gayatri dan Raden Kembang Joyo pada cuplikan tersebut yang berada di kanan dan kiri. Prinsip penekanan juga terasa pada saat dialog tanya jawab antara Bapak Gayatri dan Raden Kembang Joyo. 

Gambar.18 Animasi Genuk Kemiri Pati

(https://www.youtube.com/watch?v=6OnrkvdVgoY&t=287s)

            Pada cuplikan berikut, Raden Kembang Joyo bertanya kepada Bapak Gayatri apakah ia Pak Sagolo yang sering dibicarakan penduduk desa, dan Bapak Gayatri pun membenarkan pertanyaan dari Raden Kembang Joyo jika dia adalah pak Sagolo yang sering dibicarakan oleh para penduduk, lalu Pak Sagolo pun menawarkan dawenya kepada Raden Kembang Joyo untuk mencicipinya, Raden Kembang Joyo pun setuju karena memang inging mencoba dawet buatan Pak Sagolo. Prinsip keseimbangan yang diterapkan pada cuplikan animasi tersebut merupakan keseimbangan simetris, terlihat dari figur yang ditempatkan antara Pak Sagolo dan Raden Kembang Joyo yang seimbang di kanan dan kiri walau dipengaruhi oleh perspektif dan posisi jarak karakter tersebut namun masih terlihat sama. Prinsip penekanan juga terasa pada dialog dan gestur tubuh antara Pak Sagolo dan Raden Kembang Joyo. 

Gambar.19 Animasi Genuk Kemiri Pati

(https://www.youtube.com/watch?v=6OnrkvdVgoY&t=287s)

Di bagian ini Raden Kembang Joyo pun mencicipi dawet buatan Pak Sagolo, seketika Raden Kembang Joyo sangat terpukau akan kelezatan Dawet buatan Pak Sagolo karena rasanya enak sekali, hal ininmembuat Raden Kembang Joyo langsung meminta Pak Sagolo untuk membuatkan dawet untuk semua prajurit dan buruhnya, pak Sagolo pun langsung menerima perintah Raden Kembang Joyo dan segera menyiapkan Dawet untuk para Buruh dan prajurit Raden Kembang Joyo. Prinsip keseimbangan yang digunakan pada cuplikan animasi tersebut merupakan keseimbangan simetris, terlihat pada penempatan figur antara Raden Kembang Joyo dan Pak Sagolo yang berada di kanan dan kiri cuplikan. Prinsip proporsi juga digunakan pada penggambaran figur terserbut, terlihat Pak Sagolo digambarkan dengan posisi dari samping, sedangkan Raden Kembang Joyo diposisikan dari depan sedang duduk dan menikmati dawet buatan Pak Sagolo, permainan perspektif juga digunakan pada cuplikan animasi tersebut. Prinsip penekanan juga digunakan pada dialog antara Raden Kembang Joyo dan Pak Sagolo, selain itu gestur dari Raden Kembang Joyo juga sangat mendukung penekanan pada cuplikan ini.

Gambar.20 Animasi Genuk Kemiri Pati

(https://www.youtube.com/watch?v=6OnrkvdVgoY&t=287s)

            Pada cuplikan animasi ini menceritakan tentang para buruh dan prajurit Raden Kembang Joyo sedang bersantai dan menikmati dawet buatan pak Sagolo, karena pekerjaan babat alas sudah selesai dan hari sudah mulai petang, Raden Kembang Joyo dan para buruh beserta prajurit memutuskan untuk kembali ke Pesantenan, namun sebelum itu Raden Kembang Joyo berencana menemui pak Sagolo untuk membayar dawet. Prinsip keseimbangan yang digunakan merupakan prinsip keseimbangan asimetris, terlihat dari penempatan figur yang tidak sama, namun tetap terlihat harmonis. Prinsip kesatuan juga terasa pada jajaran buruh yang sedang menikmati dawet ditata sedemikian rupa, walau tidak berhimpit namun masih terasa kesatuan gambar pada cuplikan animasi tersebut.

Gambar.21 Animasi Genuk Kemiri Pati

(https://www.youtube.com/watch?v=6OnrkvdVgoY&t=287s)

            Bagian ini menceritakan tentang Raden Kembang Joyo yang hendak membayar dawet yang telah dipesan untuk dirinya dan para buruh, namun pak Sagolo bersihkeras tidak mau dibayar oleh Raden Kembang Joyo, karena menurut Pak Sagolo dawet yang diberikannya tadi merupakan wujud permintaan maaf Pak Sagolo kepada Raden Kembang Joyo. Pada saat pembicaraan tersebut pak Sagolo sengaja melihat keris milik Raden Kembang Joyo sambil menanyakan tentang teris tersebut, ternyata keris tersebut merupakan keris Rambut Pinutung. Pak Sagolo pun mengutarakan keinginannya untuk membantu Raden Kembang Joyo agar memasrahkan Keris tersebut, karena pak Sagolo merupakan warga biasa, jadi tidak akan ada yang curiga kepadanya. Prinsip keseimbangan yang digunakan merupakan keseimbangan simetris, terlihat dari penempatan figur pada gambar tersebut terlihat berbeda karena dipengaruhi oleh perspektif namun tetap simetris. Prinsip proporsi juga digunakan, digambarkan dengan ukuran tokoh dan background yang terlihat jelas, seolah memiliki kedalaman pada cuplikan animasi tersebut. Prinsip penekanan juga digambarkan dengan gesture badan pak Sagolo yang terasa sangat jelas ingin menolak keinginan Raden Kembang Joyo untuk membayar dawet dagangannya. 

Gambar.22 Animasi Genuk Kemiri Pati

(https://www.youtube.com/watch?v=6OnrkvdVgoY&t=287s)

            Pada cuplikan berikut Raden Kembang Joyo menyetujui dan mempercayai perkataan Pak Sagolo, dan menyerahkan Keris Rambut Pinutung miliknya untuk dijaga oleh Pak Sagolo, Keris tersebut pun diterima oleh Pak Sagolo. Prinsip keseimbangan yang digunakan merupakan keseimbangan asimetris, terlihat penempatan figur antara Pak Sagolo dan Raden Kembang Joyo diletakkan di sisi agak kekanan, namun hal tersebut diimbangi dengan ditempatkannya pohon di sisi kiri. Prinsip penekanan juga terasa saat Pak Sagolo menerima Keris Tersebut dari Raden Kembang Joyo, ditambah dengan background pepohonan seolah tokoh karakter disini terasa menonjol, diikuti demgan permainan perspektif satu titik hilang yang digambarkan dengan penataan dan penempatan pohon-pohon di hutannya.

Gambar.23 Animasi Genuk Kemiri Pati

(https://www.youtube.com/watch?v=6OnrkvdVgoY&t=287s)

            Pada bagian ini menceritakan tentang Pak Sagolo dan Raden Kembang Joyo sedang bercakap-cakap, disini diceritakan Raden Kembang joyo mempercayai Pak Sagolo untuk membawa Keris Rambut Pinutung, namu jika nanti keadaan mulai aman, Raden Kembang Joyo akan mengambil Kembali Keris Rambut Pinutung di rumah Pak Sagolo, kemudian Pak Sagolo pun menyetujui permintaan Raden Kembang Joyo. Prinsip keseimbangan yang digunakan adalah keseimbangan simetris, terlihat dari penempatan figure yang berbeda karena pengaruh permainan perspektif namun tetap ditempatkan secara seimbang di bagian kanan dan kiri. Prinsip penekanan juga terasa pada dialog, gestur dan mimik muka Raden Kembang Joyo. 

Gambar.24 Animasi Genuk Kemiri Pati

(https://www.youtube.com/watch?v=6OnrkvdVgoY&t=287s)

            Bagian ini menceritakan Pak Sagolo yang pulang ke rumah dengan membawa keris Rambut Pinutung dan tidak sengaja terlihat oleh Gayatri, sehingga Gayatri memuji bapaknya karena berhasil membujuk Raden Kembang Joyo untuk menyerahkan Keris tersebut. Prinsip keseimbangan yang digunakan adalah keseimbangan simetris, ini digambarkan dari Gayatri dan pak Sagolo yang saling berhadapan dan di tempatkan pada bagian kanan dan kiri scene. Prinsip penekanan juga terasa pada saat dialog Gayatri dan Pak Sagola saat membicarakan Keris Rambut Pinutung. Prinsip proporsi juga terlihat dari penggambaran antara Gayatri dan Pak Sagolo yang digambarkan berbeda sesuai proporsi dan sudut pandang mereka. 

Gambar.25 Animasi Genuk Kemiri Pati

(https://www.youtube.com/watch?v=6OnrkvdVgoY&t=287s)

            Pada tampilan ini menceritakan tentang Gayatri dan Pak Sagolo yang sedang berbincang-bincang, disini Gayatri membujuk Pak Sagolo untuk memiliki Keris Rambut Pinutung tersebut, karena konon keris itu memiliki kekuatan yang sangat besar, Pak Sagolo juga menyetujui permintaan Gayatri. Prinsip keseimbangan yang digunakan pada cuplikan animasi tersebut adalah keseimbangan simetris, terlihat pada penempatan figur, Pak Sagolo dan Gayatri yang berada di bagian kiri dan kanan. Prinsip proporsi juga digunakan dalam penggambaran karakter tersebut. 

Gambar.26 Animasi Genuk Kemiri Pati

(https://www.youtube.com/watch?v=6OnrkvdVgoY&t=287s)

            Bagian ini menceritakan tentang pak Sagolo yang sedang mencoba Keris Rambut Pinutung pada sebuah pohon besar yang ada di sekitar rumahnya, dalam sekali tebas pohon tersebut langsung terbelah manjadi dua baqgian. Prinsip keseimbangan yang digunakan dalam cuplikan animasi tersebut adalah keseimbangan simetris, hal ini dikarenakan penempatan figur Pak Sagolo yang tepat berada di tengah scene dan diikuti dengan Pohon besar yang b erada di tengah juga. Prinsip penekanan juga terasa pada saat Pak Sagolo menebas pohon raksasa itu dalam sekali tebas dan langsung terbelah. Prinsip proporsi juga digunakan dalam menggambarkan figur Pak Sagolo dan terasa perspektif satu titik hilang pada bagian background cuplikan animasi tersebut. 

Gambar.27 Animasi Genuk Kemiri Pati

(https://www.youtube.com/watch?v=6OnrkvdVgoY&t=287s)

            Pada cuplikan animasi berikut menceritakan tentang Pak Sagolo yang sangat terheran-heran pada kekuatan Keris Rambut Pinutung milik Raden Kembang Joyo yang telah ia coba kekuatannya pada pohon raksasa yang ada di dekat rumahnya. Prinsip keseimbangan yang digunakan pada cuplikan animasi ini adalah keseimbangan simetris, hal ini terlihat dari penempatan tokoh Pak Sagolo yang diletakkan di bagian tengah-tengah scene sedang mengangkat Keris tersebut. Prinsip penekanan juga terasa pada saat Pak Sagolo mengangkat kerisnya sambil berteriak keheranan akan kekuatan Keris Rambut Pinutung tersebut. Prinsip proporsi juga digambarkan pada tokoh Pak Sagolo dan perbandingannya denganbackground yang ada.

Gambar.28 Animasi Genuk Kemiri Pati

(https://www.youtube.com/watch?v=6OnrkvdVgoY&t=287s)

            Di bagian ini diceritakan saat Raden Kembang Joyo kembali dan mendatangi rumah Pak Sagolo untuk menagih Keris Rambut Pinutung miliknya karena situasi telah aman terkendali, namun saat didatangi dan menanyakan tentang Keris Rambut Pinutung Pak Sagolo hanya terdiam saja. Prinsip keseimbangan yang digunakan pada cuplikan animasi tersebut adalah keseimbangan asimetris, dikarenakan terdapat Raden Kembang Joyo dan prajuritnya di sisi kanan, sedangkan Pak Sagolo seorang diri di sisi kiri. Prinsip penekanan juga terasa dari mimic muka Raden Kembang Joyo saat menagih Keris Rambut Pinutung tersebut dari Pak Sagolo. Prinsip proporsi juiga digunakan untuk penggambaran figure Pak Sagolo dan Raden Kembang Joyo.

Gambar.29 Animasi Genuk Kemiri Pati

(https://www.youtube.com/watch?v=6OnrkvdVgoY&t=287s)

            Dari bagian ini diceritakan Raden Kembang Joyo yang menagih Keris Rambut Pinutung kepada Pak Sagolo, namun Pak Sagolo hanya terdiam, hal tersebut membuat Raden Kembang Joyo hilang kesabaran dan murka hingga mengutuk Pak Sagolo agar menjadi Genuk seperti yang biasa dia gunakan untuk berjualan dawet. Prinsip penekanan disini digambarkan dari mimic muka Pak Sagolo yang terlihat ketakutan hingga bercucuran keringat, selain itu dialog Raden Kembang Joyo juga terasa sangat lantang. Prinsip keseimbangan yang digunakan adalah keseimbangan asimetris, hal ini digambarkan pada penempatan tokoh Pak Sagolo di sebelah kanan dan Raden Kembang Joyo di sebelah kiri Bersama prajuritnya. Prinsip proporsi juga digambarkan dari rumah dan meja Pak Sagolo yang ada di belakangnya yang digambarkan dengan permainan perspektif.

Gambar.30 Animasi Genuk Kemiri Pati

(https://www.youtube.com/watch?v=6OnrkvdVgoY&t=287s)

Pada tampilan ini menceritakan Pak Sagolo yang telah diubah menjadi Genuk karena kutukan Raden Kembang Joyo yang manjur, Genuk jelmaan Pak Sagolo tampak berada di tengah-tengah dan sedang dikelilingi oleh Raden Kembang Joyo beserta Prajurit dan buruhnya. Prinsip keseimbangan yang dipakai di gambar ini adalah prinsip keseimbangan simetris dengan penempatan objek Genuk berada di tengah-tengah yang bisa juga disebut pusat, serta di kanan dan kiri terlihat kaki Raden Kembang Joyo dan Prajuritnya seimbang, dengan objek genuk dipusatnya. Penekanan pada gambar ini lebih ke arah genuk yang ada di tengah bidang gambar.

Gambar.31 Animasi Genuk Kemiri Pati

(https://www.youtube.com/watch?v=6OnrkvdVgoY&t=287s)

Di bagian ini diceritakan Gayatri yang mendengar kegaduhan di luar rumah langsung berlari keluar dan panik karena melihat bapaknya telah berubah menjadi genuk akibat kutukan Raden Kembang Joyo, saat di luar Gayatri pun menangisi sambil memeluk Bapaknya yang telah berubah menjadi Genuk sambilo dikelilingi Raden Kembang Joyo beserta para prajuritnya. Prinsip keseimbangan yang digunakan pada cuplikan ini adalah keseimbangan simetris, digambarkan dengan tata letak figure yang seimbang di bagian kanan dan kiri dengan Gayatri sebagai pusat. Prinsip penekanan juga digunakan pada saat cuplikan Gayatri yang menangis lalu terduduk memeluk Genuk jelmaan Bapaknya, terasa dari mimic muka dan dialog Gayatri yang terasa sedih hingga menangis. Prinsip proporsi juga digunakan dalam penggambaran figure pada scene ini, terlihat juga melalui ukuran rumah yang berbeda karena permainan perspektif yang digunakan. 

SIMPULAN

Setelah melakukan analisis pada karya animasi 2 dimensi Cerita Rakyat Genuk Kemiri Pati dapat disimpulkan bahwa sangat perlu menerapkan prinsip desain pada pembuatan karya seni berbentuk apapun termasuk film animasi. Prinsip desain yang diterapkan pada film animasi ini diharapkan dapat memanjakan mata penonton agar tidak jenuh saat menyimak film animasi ini.

Prinsip desain yang paling banyak diterapkan pada film animasi Genuk Kemiri ini adalah tentang persoalan komposisi tata letak elemen desain yang ada. Misalnya letak figur-figur manusia yang ditata sedemikian rupa, ditambah dengan perpaduan background yang mendukung figur utama dari animasi tersebut agar terlihat lebih mendominasi. Tata letak komposisi keseimbangan simetris sangat mendominasi pada animasi ini meskipun masih ada beberapa keseimbangan asimetris, semuanya disajikan dengan baik dan menarik.

 

DAFTAR PUSTAKA

I Gusti Ngurah, Agung Jaya CK. 2017. Unsur-unsur Seni Rupa (Sebagai Pembelajaran Dasar Utama Dalam Berkarya Seni dan Penilaian Karya Seni Rupa. Denpasar Bali: Institut Seni Indonesia

Khasanah, Uswatun. 2022. Pendidikan Karakter Dalam Cerita Rakyat Genuk Kemiri. Kudus: Universitas Muria Kudus

M. Zamrullah and I. D. A. D. P. Patra Aditia, “Perancangan webtoon cerita rakyat putri kandita,” eProceeding Art Des., vol. 8, no. 2, pp. 378–385, 2021

Patikab. 2019. Genuk Kemiri. Diunduh 10 Juni 2023 melalui https://tic.patikab.go.id/halaman/detail/genuk-kemiri

Sugihartono, Ranang Agung. Dkk. 2010. Animasi Kartun. Jakarta: Indeks.

Suparta, I Made. 2010. Prinsip Seni Rupa. Denpasar: ISI Denpasar


[1] Dhila Bayu Pratama adalah seorang pengajar di SMK Tunas Harapan Pati, desainer grafis dan animator di Prana Pratama Pati, asesor di LSP SMK Tunas Harapan Pati yang menyelesaikan pendidikan terakhirnya di Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang. Penulis berminat/menggeluti bidang Desain Komunikasi Visual dan Animasi.