Pembelajaran Program Keahlian Desain Komunikasi Visual di SMK Tunas Harapan Pati Harus Menyesuaikan Budaya Industri Kreatif


Kategori:
Sely Indraswari
Sabtu, 10 Juni 2023

Pembelajaran Program Keahlian Desain Komunikasi Visual di SMK Tunas Harapan Pati Harus Menyesuaikan Budaya Industri Kreatif

Oleh: Dhila Bayu Pratama, S.Sn.

LATAR BELAKANG

SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) merupakan sekolah dengan basic kejuruan yang notabene mampu mencetak lulusan yang memiliki soft skill dan hard skill sesuai dengan program keahlian masing-masing. Desain Komunikasi Visual adalah salah satu dari sekian banyak program keahlian yang ada di SMK Tunas Harapan Pati yang menjadi pusat keunggulan. Sebelumnya, tugas-tugas siswa baik itu bersifat teoritis maupun praktik masih diberikan oleh bapak/ibu guru yang mengajar, pembelajaran siswa di SMK pun masih berorientasi pada kompetensi dasar yang harus dicapai. Namun, seiring adanya regulasi tentang SMK PK (Pusat Keunggulan) dan Kurikulum Merdeka, kini SMK mulai ada perubahan yang sangat signifikan terutama pada pembelajaran berbasis industri. Bukan lagi siswa mengerjakan tugas hanya sebatas mendapatkan nilai namun juga sesuai dengan proyek industri dalam bidang DKV (Desain Komunikasi Visual). Soft skill dan hard skill peserta didik juga sesuai dengan apa yang diinginkan oleh industi pasangan.’

Warga SMK Tunas Harapan Pati

TANTANGAN SMK KE DEPAN

Mengubah mindset warga SMK (kepala sekolah, guru, siswa), orang tua/wali murid dan masyarakat yang terlibat. Menyusun KOSP dan MOU dengan Industri pasangan. Kelengkapan sarana dan prasana sekolah yang belum memadai.

 

AKSI

Mengubah mindset warga SMK dengan menyosialisasikan program-program sekolah ke depannya. MOU dengan industri yang terbaik dari segi keterampilan dan budaya industri. Menyusun KOSP bersama industri pasangan dengan melibatkan Pengawas, Kepala Sekolah, Ketua Program Keahlian, Guru dan perwakilan siswa. Mengundang orang tua/wali siswa kemudian menyosialisasikannya. Guru mapel umum dan guru produktif berkolaborasi, berdiskusi dan berintegrasi terkait pembelajaran berbasis industri sesuai konten yang sudah ditentukan. Lab komputer harus menyesuaikan dengan kondisi di industri kreatif. Guru produktif melaksanakan program magang dan upgrade skill. Jika diperlukan dapat melaksanakan studi banding ke perusahaan/ industri supaya siswa mengetahui tahapan pra produksi, proses produksi dan pasca produksi serta situasi cara kerja di industri secara langsung. Menyiapkan peralatan yang sesuai standar industri Desain Komunikasi Visual. Mendatangkan guru tamu/mentor guna meningkatkan/upgrade skill baik untuk guru maupun untuk siswa.

 

Penandatanganan MOU dengan Industri Kreatif Emitterlabs Konsentrasi Animasi 3D

Kelas Industri dengan Gamelab Educa Studio Indonesia Konsentrasi 2D Ilustrasi Grafis

CSR Kelas Industri Gamelab Educa Studio Indonesia

Magang guru yang dimentori langsung dengan pihak industri terkait

Magang guru yang dimentori langsung dengan pihak industri terkait

Magang guru yang dimentori langsung dengan pihak industri terkait

 

Suasana kelas industri kreatif dari Emitterlabs

Suasana kelas industri kreatif dari Emitterlabs

Suasana kelas industri kreatif dari Emitterlabs

 

REFLEKSI 

Menghasilkan pembelajaran yang sesuai dan diinginkan oleh industri Desain Komunikasi Visual serta hasil tugasnya bisa dijadikan sebagai portofolio setiap siswa ketika akan melamar pekerjaan. Hasilnya sangat efektif, karena guru mapel umum dan produktif memiliki satu tujuan/goal yaitu siswa mampu menghasilkan produk/karya baik soft skill maupun hard skill sehingga siap untuk kerja di industri. Respon terhadap orang lainnya pasti ada yang pro dan kontra karena terkait pembelajaran berbasis industri yang di mana jam kerjanya juga menyesuaikan industri (ada lembur tugas karena ada revisi projek).

Siswa mengerjakan tugas/ project langsung dari industri Emitterlabs

 

Siswa mengerjakan tugas/ project langsung dari industri Emitterlabs

 

Kelas Industri Gamelab Materi Mahir Menggunakan Software Corel Draw

Kelas Industri Gamelab 2D Ilustrasi Grafis