Revitalisasi SMK: Mengonversi Bonus Demografi Menjadi Generasi Indonesia Emas 2045


Kategori:
Sely Indraswari
Kamis, 29 Februari 2024

Revitalisasi SMK: Mengonversi Bonus Demografi Menjadi Generasi Indonesia Emas 2045


Aris Fajar Yulianto, S.Pd*

Seperti yang kerap disampaikan oleh pemerintah bahwa Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada tahun 2030. Bonus demografi ialah suatu kondisi di mana jumlah  penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih besar dibandingkan dengan penduduk usia nonproduktif (65 tahun ke atas) dengan proporsi 60 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diterbitkan pada Februari tahun 2023, disebutkan bahwa presentase kelompok orang yang lahir antara tahun 1996 dan 2012 menempati porsi 60 juta orang. Penduduk kelompok umur inilah yang populer dengan istilah Gen Z yang kelak menjadi masyarakat penentu apakah bonus demografi ini akan menjadi berkah atau sebaliknya, menjadi beban atau kutukan demografi.

Sepuluh tahun terakhir pemerintah Indonesia telah berusaha keras untuk mempersiapkan segala hal yang menunjang terwujudnya Indonesia Emas 2045, yakni dengan mengambil langkah langkah perbaikan kualitas SDM, mempersiapkan kelengkapan infrastruktur, meningkatkan mutu kelembagaan dan menerbitkan kebijakan pemerintah yang berpihak pada akselerasi serta akomodasi terciptanya visi Indonesia Emas 2045. Sektor pendidikan memainkan peran vital untuk menyiapkan SDM dan  mengorkestrasi perubahan yang diinginkan. Di era yang dinamis ini, Indonesia membutuhkan pola pendidikan yang efektif dan efisien dan SMK adalah jawaban atas kebutuhan tersebut.

demografi 3.jpg


Seperti yang telah kita ketahui, SMK menyelenggarakan pendidikan kejuruan berbasis keahlian khusus yang menitikberatkan pada penyiapan tenaga SDM yang siap kerja atau siap wirausaha. SMK di Indonesia telah membuka banyak pilihan program antara lain konstruksi, otomotif, elektro, farmasi, kelautan, keperawatan, dan sebagainya. Pilihan program tersebut tentu saja link and match dengan kebutuhan pasar kerja domestik maupun global. Lulusan SMK sudah terbukti lebih banyak diserap oleh lapangan kerja, dan masih bisa berpotensi untuk merambah peluang yang lebih luas lagi dengan membidik sektor lapangan kerja global. 

demografi 1.jpg

Merujuk pada laman berita ANTARA pada Minggu, 29 Januari 2023, Wakil Dubes RI untuk Jepang Jhon Tjahjanto Boestami dalam acara Employment Matching Fair in Hamamatsu 2023 mengungkapkan bahwa Jepang membutuhkan 6.74 juta tenaga kerja asing di berbagai bidang industri dan jasa. Terlebih melihat tren sejauh ini bahwa tenaga kerja Indonesia banyak diminati oleh perusahaan-perusahaan dari Negeri Sakura. Karakteristik pekerja keras dan sopan santun adalah faktor yang menarik minat perusahaan Jepang memakai jasa orang Indonesia. Pun demikian dengan peluang ke Malaysia, seperti diketahui selain Asia Timur dan Barat, Malaysia adalah Negeri Jiran yang banyak menjadi destinasi mengadu nasib dari bangsa kita. Mengutip dari Republika online pada 22 Desember 2022, Malaysia membutuhkan pekerja terampil Indonesia untuk sektor kontruksi sekitar 21 ribu tenaga kerja. Belum lagi peluang serapan pada sektor pariwisata kapal pesiar Eropa atau kelautan perikanan di Korea, yang juga tidak kalah menarik dan menjanjikan sumber pendapatan yang besar. 

Oleh karena itu, fokus untuk membuat SMK kita bertaraf global harus segera diupayakan. Mencetak sumber daya manusia Indonesia yang profesional, beretika, dan berwawasan global adalah misi utama SMK dalam rangka mengonversi bonus demografi Indonesia menjadi berkah. SMK seperti pusaka bermata dua, satu sisi menyuplai kebutuhan tenaga kerja atau usaha dalam negeri. Sisi lain tidak kalah menarik mendorong diaspora warga Indonesia ke luar negeri. Poin utamanya ialah, be professional one so everybody will see you. Indonesia Emas adalah peluang untuk merayakan kemerdekaan Indonesia yang ke seratus tahun dengan suasana sukacita bukan dukacita.

 

Tentang Penulis

*Aris Fajar Yulianto lahir di Rembang, 2 Juli 1990, menamatkan pendidikan sarjana di prodi Sejarah Unniversitas Negeri Semarang (UNNES). Saat ini aktif mengajar sebagai guru Sejarah di SMK Tunas Harapan Pati. Memiliki kegemaran membaca segala jenis bacaan yang berbau politik, militer, dan sepak bola. Mottonya, “Jangan alergi dengan politik karena politik adalah PANGLIMA.