Peningkatan Hasil Belajar Melalui Media Google Meet pada Siswa Kelas X SMK Tunas Harapan Pati


Kategori:
Sely Indraswari
Rabu, 6 Maret 2024

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUIMEDIA GOOGLE MEET PADA SISWA KELAS X SMK TUNAS HARAPAN PATI

 

Frida Tri Hendrawati

SMK Tunas Harapan Pati

hendrawatifrida@gmail.com

 

Abstrak : Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana meningkatkan hasil belajar melalui media Google Meet pada siswa kelas X SMK Tunas Harapan Pati saat pandemi global yang disebabkan oleh adanya Covid-19. Metode penelitian yang digunakan adalah konsep PTK yang terdiri dari empat  komponen yaitu perencanaan (planning), tindakan(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Tunas Harapan Pati. Pengumpulan data diperoleh dengan cara memberikan tes evaluasi yang diberikan pada akhir materi dan dilakukan pada setiap akhir siklus. Teknikanalisis data yang digunakan adalahkuantitatif deskriptif yaitu menggambarkan hasil belajar. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa peningkatan hasil belajarsiswa melalui media aplikasi Google Meet mempunyai pengaruhpositif, yaitu dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMK Tunas Harapan Pati yang ditunjukan dengan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II. Ketuntasan hasilbelajar pada siklus I sebesar64% atau 9 siswa sedangkan siklus II ketuntasan hasil belajar   mencapai 92% atau 13 siswa. Sehingga pada siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebanyak28%. Dengan demikianindikator pencapaian mengalami peningkatan.

Kata Kunci : hasil belajar, media aplikasi, Google Meet

 

Abtract: The purposeof this study was to find out how to improve learningoutcomes through theapplication media Google Meet for tenth grade students of SMK Tunas Harapan Pati during the globalpandemic caused by the presence of Covid-19. The research method used was Kurt Lewin's CAR concept consisting of four components, namely planning, acting, observing, and reflecting. The subjects in this study were tenth grade students of SMK Tunas Harapan Pati. Data collection was obtained by giving an evaluation test given at the end of the material and carried out at the end of each cycle. The data analysis technique used is descriptive quantitative, which describes learning outcomes. The results of the study concluded that the increase in student learning outcomes through theapplication media Google Meet had a positiveeffect, namely it could improvethe learning outcomesof tenth grade studentsof SMK Tunas Harapan Pati as indicated by an increase from cycle I to cycle II. The completeness of learning outcomesin the first cycle was 64% or 9 students,while the secondcycle of learningoutcomes reached 92% or 13 students.    So that in cycle I to cycle II an increase of 28%. Thus the indicators of achievement have increased.

Keywords: learning outcomes, application media, Google Meet

 

PENDAHULUAN

Pandemi covid-19 yang melanda Indonesia di awal tahun 2020 berdampak pada semua bidangtidak terkecuali dunia pendidikan. Hal tersebut membuat beberapa negara memutuskan untuk menutup sekolah maupun perguruan tinggi termasuk Indonesia. Pembelajaran daring menjadi pilihan terbaik untuk mencegah penularan virus covid-19 dengan tetap memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa di masa pandemi. Hal ini dikuatkan oleh Kemendikbud melalui surat edaran Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan no 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran Coronavirus Disease(Covid-19) dengan menerapkan kebijakan learning from home.Pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antar guru dan peserta didik (Asmuni, 2020). Pembelajaran daring dapat dilakukansecara masif dengan jumlah pesertayang tidak  terbatas dan dilakukan secara online dengan memanfaatkan teknologi yang sudah berkembang menggunakan platform berbayar maupun yang tidak berbayar (Bilfaqih dan Qomarudin, 2015).Perkembangan teknologi memberikan perubahan terhadap proses pengajaran dan pembelajaran (Keengwe dan Georgina, 2012).

Pemanfaatan teknologi video conference dalam pembelajaran daring digunakan untuk mewakilitatap muka sehinggapenjelasan bisa lebih interaktif. MenurutWikipedia (2018) konferensi video atau video conference adalah seperangkat teknologi komunikasi interaktif yang memungkinkan dua pihak atau lebih di lokasi yang berbeda dapat berinteraksi melalui pengiriman dua arah audio dan video secara bersamaan. Banyak media video conference yang bisa digunakan guru untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran secara daring. Contohnya adalah penggunaan media aplikasi google meet yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran berbasis daring untuk membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Google meet sangat memberikan kemudahan dalam kegiatan belajar di masa pandemi karena penggunaannya yang mudah, tidak perlu didownload sehingga sangat membantu mengurangi ruang penyimpanan pada smartphone (Haryani, 2020). Google meet adalah produk dari Google yang merupakanlayanan komunikasi video yang dikembangkan oleh google.Software ini gratis, memberikan fitur-fitur terbaik dengan tampilan video berkualitas di atas rata-rata, dan dapat melakukan video konferensi sampai dengan 100 anggota. Google meet ini dapat digunakan sebagai solusi pembelajaran langsung untuk tatap muka dengan peserta didik atau dalam bentuk video konferensi (Wijayanto et al., 2020).

Kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses transformasi ilmu pengetahuan dan merupakan proses komunikasi. Proses transformasi berbagai pengetahuan tersebut harus diciptakan atau diwujudkan melalui kegiatan penyampaian dan tukar menukar informasi atau pesan, baik oleh guru dan peserta didik. Adapun yang dimaksud dengan belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman (Thompson dalam Sudjana, 2004). Mengukur keberhasilan suatu kegiatan pembelajaran adalah melalui hasil belajar. Hasil belajar merupakan wujud prestasi yang dicapai oleh siswa. W.S Winkel (1984) menyebutkan bahwa hasil belajar adalah setiap macam kegiatan belajar menghasilkanperubahan yang khas yaitu, belajar. Hasil belajar tampak dalam suatu prestasi yang diberikan siswa, misalnya menyebutkan huruf dalam abjad secara berurutan.Terkait dengan hasil belajar, Djamarah (2007) menyatakan hasil belajar adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun tim. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 1991). Hasil belajar terkait dengan perubahan pada diri orang yang belajar. Hasil belajar adalah suatu perubahan  yang terjadi pada individu yang belajar, bukan saja perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga untuk membentuk kecakapan dan penghargaan dalam diri pribadiyang belajar  (Nasution, 1994).Bentuk perubahan sebagai hasil dari belajarberupa perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkahlaku, keterampilan  dan kecakapan (Utami et al., 2020). Gagne dalam Dinn Wahyudin (2007) berpendapat bahwa belajar adalah seperangkat yang mengubah sifat stimulus dari lingkungan menjadi beberapa tahap pengolahan informasi yang diperlukan untuk memperoleh kapasitas yang baruBisa disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa karena adanya suatu perubahan yang terjadi pada individu untuk membentuk kecakapan dan penghargaan dalam diri pribadi yang belajar.

Berdasarkan hal di atas, maka peneliti ingni mengetahui apakah penggunaan aplikasigoogle meet ini dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas X SMK Tunas Harapan Pati. Peningkatkan hasil belajar dilihat dari nilai tes siklus 1 dan tes siklus 2 yang diberikan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan berdasarkan metode tindakan kelas. Menurut Ebbutt dalam Wiriaatmaja (2005) penelitian tindakan kelas yaitu kajian sistematika dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut. Penelitian tindakan kelas atau yang lebih dikenal dengan classroom action research, pada prinsipnya dilakukan untuk mengatasi suatu permasalahan yang terdapat di dalam kelas. Menurut Zainal Arifin (2011), penelitian tindakan kelas menawarkan peluang sebagai strategi pengembangan kinerja, sebab penelitian ini menempatkan pendidik dan tenaga kependidikan lainnya sebagai peneliti, sebagai agen perubahan dan pembaharuan yang pola kerjanya bersifat kolaboratif. Hal ini ditegaskan oleh Mc.Niff dalam Arikunto (2006) bahwa dasar utama dari metode ini adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan professional pendidik dalam menangani proses belajar mengajar dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam memecahkan persoalan pembelajaran. Penelitian ini menggambarkan bagaimanasuatu media aplikasi Google Meet diterapkan secara daring dan bagaimana hasil belajar yang diinginkan dapat tercapai. Tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu untuk mengetahui peningkatan praktik proses pembelajaran daring dengan menggunakan Google Meet.

Rancangan siklus penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Taggart. Prosedur kerja dalam penelitian tindakan menurut Kemmis & Taggart dalam Arikunto (2006), meliputi tahap-tahap sebagai berikut  perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Hubungan keempat komponentersebut dipandang sebagai suatu siklus. Desain tersebut dapat dilihat dalam gambar sebagai berikut.

 Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Rencanapenelitian tersebut yaitu diawali denganobservasi masalah pembelajaran yang terjadi di X SMK Tunas Harapan Pati dan dilanjutkan dengan merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk menghadapi masalah tersebut. Rencana tindakantersebut dilanjutkan dengan menerapkan tindakanyang sudah direncanakan serta mengamati rencana tindakan yang sudah diterapkan. Siklus ini diakhiri dengan refleksi (Widayati, 2014). Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Tunas Harapan Pati tahun pelajaran 2020/2021 semester genap dengan jumlah 36 siswa. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMK Tunas Harapan Pati. Adapun waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari 2020 sampai dengan Maret 2020. Semester genap tahun pelajaran 2020/2021.

TEKNIK ANALISIS DATA

Dalam penelitian ini teknik analisisdata yang digunakanadalah kuantitatif deskriptif yaitu menggambarkan hasil belajar, apakah ada peningkatan hasil belajar siswa yang nilainya berada di atas KKM atau di atas 75 (Sudarsono, 2005). Peningkatan akan dilihat dari persentase ketuntasan pada siklus I dan siklus II. Dimana rumus untuk menghitung persentase ketuntasan siswa adalah sebagai berikut.

 

  

 

Peningkatan ketuntasan sendiri tidak akan berarti apa-apa jika jika tidak ada peningkatan dari hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa dapat diketahui dari nilai rata-rata kelas yang diperoleh dengan rumus berikut.

dimana,

= nilai rata-rata kelas

= jumlah nilai seluruh siswa

n = jumlah seluruh siswa

 

Data hasil belajar siswa diperoleh dengan cara memberikan tes evaluasi yang diberikan pada akhir materi dan dilakukan pada setiap akhir siklus. Analisis ini digunakan untuk menganalisis apakah ada peningkatan hasil belajar siswa melaluimedia aplikasi Google Meetdengan rumusan masalah“Apakah media aplikasi Google Meet dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMK Tunas Harapan Pati?” dengan cara melakukan pemberian tes.

HASIL PENELITIAN

Penelitimemperoleh data hasil penelitian dari hasil 2 siklus penelitian dimana masing-masing siklus terdapat 4 tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Berdasarkan kedua siklus penelitian, semuanya menerapkan penggunaan media aplikasi Google Meet. Kedua siklus penelitian tersebut dilakukan pada 36 siswa kelas X SMK Tunas Harapan Pati. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai jadwal pembelajaran dengan alokasi waktu setiap  tatap muka 60 menit. Hasil penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dan siklus II dengan menerapkan media aplikasi Google Meet adalah sebagai berikut.

  1. Siklus 1
  1. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini dimulai dari peneliti mengajukan permohonan izin kepada kepala sekolah.Kemudian peneliti melakukan penemuan masalah yang terjadi di kelas dan merancang tindakan yang akan dilakukan, seperti:

  1. Menemukan masalah penelitian yang ada dilapangan melalui observasi dalam pembelajaran daring.
  2. Membuat perangkat pembelajaran yang berguna sebagai pedoman dalam  melaksanakan kegiatan proses pembelajaran daring.
  3. Menyusun soal tes, Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD), dan lembar observasi.
  4.  Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan siklus I langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

  1. Guru mengirim link ke WhatsApp Grup
  2. Siswa masuk ke Google Meet
  3. Langkah-langkah kegiatanpembelajaran
  4. Pengamatan/ Observasi

Pada tahap pengamatan dilakukan bersamaan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang terjadi dan yang berkaitandengan proses pembelajaran saat penelitian tindakan berlangsung. Sehinggadapat mengetahui proses pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan rancangan dan skenario yang telah dibuat. Dan dilaksanakan evaluasi dengan tujuan untuk mengetahui tingkat ketercapaian siswa yang diharapkan pada pembelajaran tersebut.Berikut ini merupakan tabel hasil belajarkelompok siklus I.

 

Rerata

72,36

Jml Belum Tuntas

14

Jml Tuntas

22

%Ketuntasan

61%

Tabel 1. Hasil BelajarSiswa Siklus I

 

Berdasarkan data di atas, maka masih perlu adanya perbaikan pembelajaran pada siklus 1. Hal itu dikarenakan masih ada 14 siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM. Hal itu menunjukkan 39% siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM, sedangkan yang memperoleh diatas KKM ada 22 siswa. Hal itu menunjukkan 61% siswa yang memperoleh nilaidiatas KKM. Denganadanya kondisi tersebut,perlu adanya perbaikan pembelajaran terutama dalam penggunaan media. Awalnya kurang optimal sehinggaperlu dioptimalkan lagi dalam penggunaan metode diskusi agar dapat memudahkan siswa untuk memahami suatu materi.

  1. Refleksi

Dalam tahap refleksi ada kegiatan akhir yang dilakukan yaitu mengkaji secara menyeluruh tindakanyang telah dilakukanyang meliputi analisis,evaluasi, dan mendiskusikan data yang telah diperoleh. Apabilaterdapat masalah atau belum mencapai  tujuan yang diharapkan maka dilakukan proses pengkajian atau perbaikan dan diterapkan padasiklus selanjutnya. Berdasarkan hasil belajar siswapada siklus I menunjukkan bahwa nilai rata- rata 36 siswa adalah 72,36. Siswa yang sudah mampu mencapai ketuntasan belajar 61% atau 22 siswa dan yang belum tuntas 39% atau 14 siswa. Hal tersebut disebabkan karena siswa belum terbiasa dan belum mengetahui seluk beluk aplikasi Google Meet. Peneliti bisa mengetahui dari sikap siswa yang masih belum bisa fokus mendengarkan penjelasan peneliti di Google Meet. Siswa hanya terfokus pada teman-temannya yang bisa dilihat pada layar monitor. Selain itu, diketahui dari diskusi di grup whastaap bahwa banyak dari siswa yang justru sibuk mengotak atik menu di Google Meet. Untuk mengatasi hal tersebut, diluar jadwal penelitian peneliti membiasakan siswa untuk melakukan Google Meet agar siswa lebih terbiasa dan mengenal fitur-fitur yang ada didalamnya. Sehingga interaksi antara peneliti dengan siswa pada saat penjelasan materi pembelajaran bisa lebih baik.

  1. Siklus II
  1. Tahap Perencanaan
    1. Menemukan masalah dan memperbaiki proses penelitian pada siklus I yang ada dilapangan dengan melakukan melaluiobservasi dalam pembelajaran daring.

Proses perencanaan pada siklus II adalah sebagai berikut.

  1. Membuat perangkat pembelajaran sebagai pedoman dalam  melaksanakan kegiatan proses pembelajaran daring.
  2. Menyusun soal tes, Lembar Kegiatan Peserta Didik(LKPD), dan lembar observasi.
  1. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan siklus Ilangkah-langkahnya sebagai berikut.

  1. Guru mengirim link ke WhatsApp Grup
  2. Siswa masuk ke Google Meet
  3. Langkah-langkah kegiatanpembelajaran
  1. Pengamatan/ Observasi

Pada tahap pengamatan dilakukan bersamaan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang terjadi dan atau yang berkaitandengan proses pembelajaran saat penelitian tindakan berlangsung. Sehinggadapat mengetahui proses pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan rancangan dan skenario yang telah dibuat. Dan dilaksanakan evaluasi dengan tujuan untukmengetahui tingkat ketercapaian siswa yang diharapkan pada pembelajaran tersebut. Data hasil belajarsiswa diperoleh dengan cara menjawabpertanyaan pada lembar soal evaluasi pada akhir pembelajaran atau post test. Pada data tersebut menunjukkan bahwa dari jumlah 36 siswa, 29 siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar (86%) dan hanya 7 siswa belum mencapai ketuntasan belajar (14%). Berikut ini merupakan tabel hasil belajar siklus II.

Rerata

80,11

Jml Belum Tuntas

5

Jml Tuntas

31

%Ketuntasan

86%

Tabel 2Hasil BelajarSiswa Siklus II

 

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan hasil belajar siswa siklus II mengalami peningkatan dari siklus I dan sejumlah 86%atau 31 siswa hasil belajarnya sudah melebihi KKM. Dengan nilai rata-rata siswa pada siklus II adalah 80,11. Lebih baik daripada nilai rata-rata siswa pada siklus I. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I yaitu dilihat dari yang siswa yang sudah tuntas pada siklus I yaitu 61%, sedangkan pada  siklus II yang sudah tuntas 86% sehingga dari siklus I ke siklusII mengalami peningkatan 25%.

  1. Refleksi

Pada tahap refleksi adalah kegiatan akhir yang dilakukan yaitu mengkaji secara menyeluruh tindakanyang telah dilakukanyang meliputi analisis,evaluasi, dan mendiskusikan data yang telahdiperoleh. Berdasarkan hasil belajar siswapada siklus II menunjukkan bahwanilai rata-rata 36 siswa adalah 80,11. Siswa yang sudah mampu mencapai ketuntasan belajar ada 86% atau 31 siswa dan yang belum tuntas ada 14% atau 5 siswa. Data tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa sudah adapeningkatan dan sesuai dengan harapan, hal ini disebabkan karena pada pertemuan kedua ini siswa sudah lebih mengenal apliaksi Google Meet sehingga penjelasan peneliti pada saat proses pembelajaran lebih mengena. Siswa sudah bisa fokus pada proses pembelajaran, lebih antusias dalam belajar secara daring selain itu siswa sudah mulai aktif, dan mulai mengeluarkan pendapatatau jawabannya

PEMBAHASAN

Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I masih rendah. Yaitu persentase ketuntasan yang hanya berupa 61%. Hal ini terjadi karena penggunaan konsentrasi siswa pada pembelajaran di Google Meet masih rendah pula. Penggunaan aplikasi video conference yang merupakan hal baru bagi siswa membuat siswa lebih tertarik untuk mengetahui fitur-fitur didalamnya. Siswa asik berinteraksi sendiri dengan temannya yang nampak di layar monitor. Peneliti beberapa kali harus mengingatkan para siswa untuk bisa menyimak materi yang diberikan. Oleh karena itu, penyerapan materi yang disampaikan kepada siswa menjadi kurang maksimal. Disamping itu, keaktifan siswa pada saat proses diskusi juga masih rendah. Hal ini adalah efek dari siswa kurang memahami materi yang diberikan. Sesuatu yang menjadi catatan bagi peneliti untuk proses refleksi.

Sedangkan pada siklus II ketuntasan hasil belajar siswa meningkat. Yaitu persentase ketuntasannya menjadi 86%. Meningkat sebesar 25% dari hasil ketuntasan pada siklus I. Hal ini dikarenakan interaksi antara peneliti dan siswa pada proses pembelajaran di siklus II juga meningkat. Peneliti memberikan instruksi pada siswa melalui grup whatsapp bahwa siswa harus membiasakan diri dengan aplikasi Google Meet. Peneliti diluar kegiatan penelitian melakukan kegiatan diskusi video conference dengan siswa. Mengulik segala apa yang ada di Google Meet. Fungsinya agar para siswa lebih mengerti fitur-fitur yang ada di aplikasi tersebut. Sehingga pada saat pemberian pembelajaran siswa sudah bisa lebih fokus ke materi yang disampaikan peneliti. Kegiatan diskusi/tanya jawab pun menjadi lebih aktif, karena siswa sudah bisa berkonsentrasi untuk menangkap materi yang diberikan pada saat proses pembelajaran.

Pembelajaran dengan menggunakan media aplikasi Google Meet dapat membantu siswa dalam memahami konsep materi pembelajaran dengan baik dari pada hanya dengan mengunggah materi yang berupa tulisan tanpa interaksi melalui video conference. Siswa tidak hanya sekedar membaca materi saja melainkan siswa wajib terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga serapan materi yang diperoleh menjadi lebih maksimal. Meskipun hanya melalui video conference, namun tetap menciptakan suasana pembelajaran seperti berada di dalam kelas.

Hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa dalam pembelajaran menggunakan  media aplikasi Google Meet yang meningkatdari siklus I ke siklus II. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa media aplikasi Google Meet digunakan sebagai peningkatan hasil belajar siswa kelas X SMK Tunas Harapan Pati dan mendapattanggapan baik dari siswa. Sehingga tujuan penelitian ini dapat tercapai.

 

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan pada siswa kelas X SMK Tunas Harapan Pati yang dilaksanakan selama 2 siklus maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media aplikasi Google Meet dapat meningkatkan hasil belajar pada  siswakelas X SMK Tunas Harapan Pati. Dari hasil analisis data observasi yang dilaksanakan pada saat pembelajaran dengan menerapkan media aplikasi Google Meet terdapat peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I dan siklusII. Peningkatan hasil belajarsiswa melalui media aplikasi Google Meet mempunyai pengaruhpositif, yaitu dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMK Tunas Harapan Pati yang ditunjukan dengan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II. Ketuntasan hasil belajar pada siklus I sebesar 61% atau 22 siswa sedangkan siklus  II ketuntasan hasil belajar mencapai 86% atau 31 siswa. Sehinggapada siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebanyak25%. Dengan demikianindikator pencapaian mengalami peningkatan.

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka ada beberapa saran dari peneliti berkaitan dengan penerapan media aplikasi Google Meet dalam pembelajaran. Saran yang dapat peneliti berikan yaitu sebagai berikut. Bagi Sekolah, adanya peningkatan hasil belajarsiswa pada peneitianini, maka media aplikasi Google Meet perlu disosialisasikan agar dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran secara daring yakni mencobamengajar dengan menggunakan media aplikasi Google Meet untuk diterapkan tidakhanya dalam pembelajaran matematika dengan pokok bahasan lain melainkan dapat digunakanpada mata pelajaranlain. Pihak sekolahdapat terus mengembangkan penggunaan media aplikasi Google Meet agar pembelajaran daring lebih efektif. Bagi Guru, guru sebaiknya dapat mengoptimalkan penggunaan media aplikasi Google Meet dalam pembelajaran daring untuk peningkatan hasil belajar siswa, dimana siswa dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu. Bagi Siswa, siswa hendaknya lebih memotivasi diri agar terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran daring dengan menggunakan media aplikasi Google Meet. Bagi Peneliti, perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di Kelas X SMK Tunas Harapan Pati. Praktisi pendidikan atau peneliti lain dapat menggunakan penelitian ini sebagaibahan rujukan untuk melakukan penelitian lain dengan media pembelajaran yang sama dalam materi dan pembelajaran yang berbeda, sehingga diperoleh berbagai alternatif inovasi dalam kegiatanpembelajaran.

 

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal. 2011. Penelitian Pendidikan/Metode dan Pradigma BaruBandung: Remaja Rosdakarya.

ArikuntoSuharsimi. 2006Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Asmuni. 2020. Problematika Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi Covid-19 dan Solusi Pemecahannya. Lombok Timur: Jurnal Paedogogy Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Oktober 2020 Vol. 2 No.4 Hal. 281-288.

Bilfaqih, Y dan Qomarudin, M.N. 2015. Esensi Penyusunan Materi Daring Untuk Pendidikan dan Pelatihan. Yogyakarta: DeePublish.

Din Wahyudin. 2007Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain Aswan. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta

Haryani, Eka Septi. 2020. Efforts to Improve Learning Acctivitiness of Grade 5th Student Through The Google Meet Aplication. InSHEs: Conference Series 3 (3) 526-530.

Keengwe, J and Georgina, D. 2012. The Digital Course Training Workshop for Online Learning an Teaching. Education and Information Technologies, 17 Vol. 4 (4), Hal. 365-379.

Nasution. 1994. Didaktika Azaz-Azaz Mengajar. Bandung: Jemars.

Sudarsono. 2005. Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Dalam Pembelajaran PersegiPanjangNASPA Journal, 42(4), 1.

Sujana, Nana. 1991. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sudjana, Nana. 2004. Landasan psikologi proses pendidikanBandung: Remaja Rosdakarya.

Utami, Y. P., Alan, D., Cahyono, D., & Indonesia, U. T. (2020). Study at home: Analisis Kesulitan Belajar. 1(1), 20–26.

Widayati, A. 2014. Penelitian TindakanKelas. Jurnal Pendidikan AkuntansiIndonesia6 (1), 1–22. https://doi.org/10.21831/jpai.v6i1.1793.

Winkel, W.S. 2007. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia

Wiriaatmaja. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosda Karya.